AKU SAYANG MAMA DAN
KEKASIHKU
Sesungguhnya
aku adalah seorang gadis yang manja, aku akui itu, meski kehidupan yang sangat kejam
ini membenci sifat seperti itu. Buktinya sudah umur dua puluh tahun aku masih
sangat bergantung sama orang tua. Mama
dan papa sih terlalu memanjakanku, akhirnya aku jadi terbiasa. Selain manja,
aku juga keras kepala. Aku tidak suka dilarang-larang apalagi dalam hal asmara.
Papaku
telah meninggal kurang lebih tiga tahun yang lalu. Sekarang aku tinggal berdua
dengan mamaku.
Suatu
malam tepatnya pukul 08.10 Wita, aku ada janji dengan kekasihku. Kami akan bertemu
disuatu tempat dimana muda mudi sering berkumpul, bercanda ria, dan
mabuk-mabukan, tempat itu disebut dengan Kaffe
Asmara. Waktu itu saya sudah dandan juga berpenampilan seksi, pokoknya
asyiklah dipandang oleh para penikmat nafsu dunia.
Saat
ku buka pintu sambil memegang kuncil mobil, tiba-tiba mama datang dan bertanya
dengan wajah yang sedikit heran.
“Mau
kemana nak...? ini kan sudah hampir larut malam, jangan sampai kamu sakit.”
Sejenak
terlintas difikiranku kalau mama tau aku akan kekaffe, dia pasti marah.
“Mau kerumah teman
ma.. aku tidak lama disana, aku kan naik mobil jadi tidak kena angin malam.”
Dengan mimik yang meyakinkan.
“Kalau begitu,
hati-hati ya nak, jangan lama dirumah teman. Langsung pulang kerumah ya..”
Segera aku
berangkat menuju Kaffe Asmara untuk
bertemu dengan kekasihku yang sedari tadi menunggu kehadiraanku tuk berada
disampingnya.
Kunikmati malamku
dengan kekasihku ditempat itu. Tak peduli siapa yang ada didekatku, yang aku tau adalah mereka juga pemuja Cinta
sama seperti kami berdua. Tak ada lagi yang tersisa malam itu.
Dalam keadaan lesu,
aku baru sadar dan kulihat jam tanganku, ternyata sudah pukul 02.00 dini hari.
“Aku harus pulang sekarang, mama pasti menungguku dirumah.”
Saat kubuka pintu
rumahku dengan pelan-pelan aku melangkahkan kakiku, langkah demi langkah.
Tiba-tiba ada suara lantang dari sudut ruang tamu. “Dari mana saja kamu? Ini
sudah jam berapa, kamu baru pulang. Kamu mau mempermalukan mama? Kalau kamu
tetap berhubungan dengan laki-laki itu, mama sumpahin kalian tidak akan lama
hidup bersama!!!”
Tak peduli apa kata
mama, aku langsung saja masuk kamar dan mengunci pintu kamarku. Aku terbaring
lesu.
Aku meratap,
merenungi perbuatanku. Sedikitpun aku tak pernah berniat untuk mempermalukan
mamaku. Ini semua kulakukan demi cintaku pada kekasihku. Mungkin aku terlalu
bodoh karna terlalu cepat mencintai, apalagi mencintai orang yang sama skali
tidak direstui oleh orang tuaku. Ohh.. Tuhan,, apa yang harus aku lakukan.
Aku sayang mamaku,
dia adalah orang yang jasa-jasanya tak terhitung walau sedunia jadi uang.
Disisi lain aku tak mungkin melepaskan kekasih yang sangat aku cintai. Dia
adalah hidup dan matiku. Hidupku serasa
kosong dan hampa tanpa sang kekasih. Sumpah..! aku sangat mencintai kekasihku.
Beberapa minggu
kemudian, aku merasa ada kelainan dalam perutku. Segera kuperiksa kedokter.
Ternyata benih-benih cinta dalam perutku
tumbuh sejak tiga minggu yang lalu. Aku harus menikah dengan kekasihku
walau tanpa restu dari mama.
Bebrapa hari
kemudaian. Aku menikah dengan kekasihku tanpa sepengetahuan mama dan kupergi
keluar kota tanpa sepengetahuan mama pula. Aku hidup bersama dengan kekasihku
yang sekarang telah menjadi suamiku. Aku sangat bahagia bisa bersatu dengannya.
Selama kurang lebih
sembilan bulan, lahirlah seorang putri yang kuberi nama “Restu”. aku mulai
sering teringat mama. “Andai saja ada mama yang menimang cucunya, pasti akan
terasa sempurna kebahagiaanku ini”.
Karna rasa tanggung
jawab seorang suami kepada istri dan anaknya. Dia berusaha untuk cari kerja.
Tak kusangka ternyata saat kekasihku mencari kerja, dia kecelakaan.. Tertabrak
mobil truk dan meninggal ditempat itu juga.
Aku skarang menjadi
orang yang paling melarat, tidak tau kerja apa-apa karna sedari dulu dimanja
sama orang tua. Aku tidak suka diperintah karna aku keras kepala. Tidak mungkin
juga aku kembali kerumah orang tuaku yang sudah membenciku.
Tinggallah aku
meratapi nasib dimalam hari. Aku berdosa telah melawan kehendak orang tuaku,
kutukan mama jadi kenyataan. Bagaimanapun aku harus kembali dan minta maaf sama
mama.
Keesokan harinya
aku berangkat pulang kerumah bersama bayiku yang mungil untuk menemuai mama.
***
Sampai digerbang
rumah, aku bingung, dikepalaku dipenuhi tanda tanya. Kucoba melangkahkan kaki
menuju pintu rumah dengan sesekali melirik orang yang sedang terseduh-seduh
menangis. Kuberanikan diri memasuki pintu rumah. Ternyata mama... mama telah
terbaring.. mama telah meninggalkanku dalam keadaan penuh dosa..
Aku sekarang bagai
nelayan yang kehilangan arah, aku tak tau harus bagaimana, siapa lagi yang akan
menjadi tempatku untuk bersandar. Suamiku meninggal beberapa hari yang lalu dan
skarang mama juga meninggalkanku. Tuhan... tunjukan jalan pada diriku....
Aku akan menyesal seumur hidupku....
29 Januari 2012
Bau Rana
3 komentar:
keren... bukan true story kan??
hehehe.. bukannlah kak,, ini asli hasil imaginasi..
Puisi Cinta Sedih Marah Dan Patah Hati | Puisi Cinta Ucapan Selamat Tidur Kren... ! | Puisi Cinta dan Cita Terdampar | Puisi Duka Untuk Gudang Puisi Com | Puisi Indahnya Bumi dan Indahnya Bidadari Bumi | Puisi Indahnya Pagi dan Cantiknya Warna Pelangi | Puisi Jatuh Cintakah Aku Padamu | Puisi Jomblo Bingung Pacaran Susah | Puisi Jomblo Malam Minggu Kelabu | Puisi Karena Cinta Aku Memahamimu dan Memahami Diriku | Puisi Keluh Kesahku dan Cintaku di Sekolah | Puisi Ketika Cinta tak Terbalas | Puisi Lebih baik pernah mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah mencintai sama sekali | Puisi Madura Dan Kenangan | Puisi Malam Minggu Kelabu | Puisi Menunggu Hujan dan Rasa Cintamu | Puisi Nasehat Telat Tobat | Puisi Nenek mana anak cucuku | Puisi Rindu Berat Cinta Berkarat
Posting Komentar