Sabtu, 05 Mei 2012

AKU SAYANG MAMA DAN KEKASIHKU


AKU SAYANG MAMA DAN KEKASIHKU
            Sesungguhnya aku adalah seorang gadis yang manja, aku akui itu, meski kehidupan yang sangat kejam ini membenci sifat seperti itu. Buktinya sudah umur dua puluh tahun aku masih sangat bergantung sama orang tua. Mama dan papa sih terlalu memanjakanku, akhirnya aku jadi terbiasa. Selain manja, aku juga keras kepala. Aku tidak suka dilarang-larang apalagi dalam hal asmara.
            Papaku telah meninggal kurang lebih tiga tahun yang lalu. Sekarang aku tinggal berdua dengan mamaku.
            Suatu malam tepatnya pukul 08.10 Wita, aku ada janji dengan kekasihku. Kami akan bertemu disuatu tempat dimana muda mudi sering berkumpul, bercanda ria, dan mabuk-mabukan, tempat itu disebut dengan Kaffe Asmara. Waktu itu saya sudah dandan juga berpenampilan seksi, pokoknya asyiklah dipandang oleh para penikmat nafsu dunia.
            Saat ku buka pintu sambil memegang kuncil mobil, tiba-tiba mama datang dan bertanya dengan wajah yang sedikit heran.
            “Mau kemana nak...? ini kan sudah hampir larut malam, jangan sampai kamu sakit.”
            Sejenak terlintas difikiranku kalau mama tau aku akan kekaffe, dia pasti marah.
“Mau kerumah teman ma.. aku tidak lama disana, aku kan naik mobil jadi tidak kena angin malam.” Dengan mimik yang meyakinkan.
“Kalau begitu, hati-hati ya nak, jangan lama dirumah teman. Langsung pulang kerumah ya..”
Segera aku berangkat menuju Kaffe Asmara untuk bertemu dengan kekasihku yang sedari tadi menunggu kehadiraanku tuk berada disampingnya.
Kunikmati malamku dengan kekasihku ditempat itu. Tak peduli siapa yang ada didekatku,  yang aku tau adalah mereka juga pemuja Cinta sama seperti kami berdua. Tak ada lagi yang tersisa malam itu.
Dalam keadaan lesu, aku baru sadar dan kulihat jam tanganku, ternyata sudah pukul 02.00 dini hari. “Aku harus pulang sekarang, mama pasti menungguku dirumah.”
Saat kubuka pintu rumahku dengan pelan-pelan aku melangkahkan kakiku, langkah demi langkah. Tiba-tiba ada suara lantang dari sudut ruang tamu. “Dari mana saja kamu? Ini sudah jam berapa, kamu baru pulang. Kamu mau mempermalukan mama? Kalau kamu tetap berhubungan dengan laki-laki itu, mama sumpahin kalian tidak akan lama hidup bersama!!!”
Tak peduli apa kata mama, aku langsung saja masuk kamar dan mengunci pintu kamarku. Aku terbaring lesu.
Aku meratap, merenungi perbuatanku. Sedikitpun aku tak pernah berniat untuk mempermalukan mamaku. Ini semua kulakukan demi cintaku pada kekasihku. Mungkin aku terlalu bodoh karna terlalu cepat mencintai, apalagi mencintai orang yang sama skali tidak direstui oleh orang tuaku. Ohh.. Tuhan,, apa yang harus aku lakukan.
Aku sayang mamaku, dia adalah orang yang jasa-jasanya tak terhitung walau sedunia jadi uang. Disisi lain aku tak mungkin melepaskan kekasih yang sangat aku cintai. Dia adalah hidup dan matiku.  Hidupku serasa kosong dan hampa tanpa sang kekasih. Sumpah..! aku sangat mencintai kekasihku.
Beberapa minggu kemudian, aku merasa ada kelainan dalam perutku. Segera kuperiksa kedokter. Ternyata benih-benih cinta dalam perutku  tumbuh sejak tiga minggu yang lalu. Aku harus menikah dengan kekasihku walau tanpa restu dari mama.
Bebrapa hari kemudaian. Aku menikah dengan kekasihku tanpa sepengetahuan mama dan kupergi keluar kota tanpa sepengetahuan mama pula. Aku hidup bersama dengan kekasihku yang sekarang telah menjadi suamiku. Aku sangat bahagia bisa bersatu dengannya.
Selama kurang lebih sembilan bulan, lahirlah seorang putri yang kuberi nama “Restu”. aku mulai sering teringat mama. “Andai saja ada mama yang menimang cucunya, pasti akan terasa sempurna kebahagiaanku ini”.
Karna rasa tanggung jawab seorang suami kepada istri dan anaknya. Dia berusaha untuk cari kerja. Tak kusangka ternyata saat kekasihku mencari kerja, dia kecelakaan.. Tertabrak mobil truk dan meninggal ditempat itu juga.
Aku skarang menjadi orang yang paling melarat, tidak tau kerja apa-apa karna sedari dulu dimanja sama orang tua. Aku tidak suka diperintah karna aku keras kepala. Tidak mungkin juga aku kembali kerumah orang tuaku yang sudah membenciku.
Tinggallah aku meratapi nasib dimalam hari. Aku berdosa telah melawan kehendak orang tuaku, kutukan mama jadi kenyataan. Bagaimanapun aku harus kembali dan minta maaf sama mama.
Keesokan harinya aku berangkat pulang kerumah bersama bayiku yang mungil untuk menemuai mama.
***
Sampai digerbang rumah, aku bingung, dikepalaku dipenuhi tanda tanya. Kucoba melangkahkan kaki menuju pintu rumah dengan sesekali melirik orang yang sedang terseduh-seduh menangis. Kuberanikan diri memasuki pintu rumah. Ternyata mama... mama telah terbaring.. mama telah meninggalkanku dalam keadaan penuh dosa..
Aku sekarang bagai nelayan yang kehilangan arah, aku tak tau harus bagaimana, siapa lagi yang akan menjadi tempatku untuk bersandar. Suamiku meninggal beberapa hari yang lalu dan skarang mama juga meninggalkanku. Tuhan... tunjukan jalan pada diriku....
Aku akan menyesal seumur hidupku....
29 Januari 2012
Bau Rana