Gambaran umum tentang pelaksanaan pendidikan karakter
Di kalangan pelajar dan mahasiswa dekadensi moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan. Keinginan lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan mereka berusaha mencari jawaban dengan cara tidak beretika. Perilaku tidak beretika juga ditunjukkan oleh mahasiswa. Penjiplakan karya ilmiah di kalangan mahasiswa juga masih bersifat massif. Bahkan ada yang dilakukan oleh mahasiswa program doktor. Semuanya ini menunjukkan kerapuhan karakter di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Semua perilaku negatif di kalangan pelajar dan mahasiswa tersebut atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Untuk itu, tentunya pendidikan karakter saat ini perlu ditanamkan dan aktualisasikan dalam proses pembelajaran.
A. Pendidikan Anak Usia Dini Pada SD
Pada saat ini Dokumen yang disusun sudah mulai disempurnakan sesuai dengan hasil analisis konteks dan sudah menggunakan acuan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini dan sudah memasukkan nilai-nilai pembentuk karakter yang menjadi prioritas. Ini terlihat dalam rumusan visi dan misi. Setiap guru telah menyusun Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang juga telah mengintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter yang menjadi prioritas, seperti kemandirian, kebersihan, religius, dan sopan santun.
Untuk merealisasikan pendidikan karakter dalam seluruh kegiatan disebuah SDN Pembina Kota Mataram dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
* Memilih dan menentukan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk dikembangkan berdasarkan hasil analisis konteks dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan kondisi yang ada.
*kepala sekolah melakukan sosialisasi kesemua warga sekolah agar semua warga sekolah memiliki komitmen bersama untuk merealisasikan pembentukan karakter melalui nilai-nilai yang diprioritaskan.
*melakukan sosialisasi kepada orang tua peserta didik dan komite sekolah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter dan mensinkronkan pelaksanaan pendidikan karakter disekolah dan dirumah atau dilingkungan masyarakat setempat.
Adapun tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter adalah Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, pengkondisian pendidikan karakter, penilaian keberhasilan dan tindak lanjut. Peda tahap perencanaa adalah kegiatan awal, di SDN pembina menggunakan kurikulum SD 2004 sebagai acuan kegiatan yang dilakukan. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang disiapkan pusat. Dalam kurikulum ini sudah berisi berbagai nilai yang harus dikembangkan, yaitu pada bidang pengembangan pembentukan prilaku melalui pembiasaan. Tetapi guru belum menyadari bahwa nilai tersebut sebetulnya yang akan dikembangkan dalam program “sekolah piloting”. Oleh karena itu, melalui kegiatan penguatan pelaksanaan kurikulum pada sekolah rintisan dan pendampingan oleh Tim pusat kurikulum, SD ini mulai memasukkan nilai-nilai yang diprioritaskan dalam dokumen. Nilai yang diprioritaskan adalah kebersihan, religius, kemandirian, peduli lingkungan, toleransi. Nilai yang dipilih dituangkan pada visi, misi dan tujuan sekolah. Gambaran pengintegrasian tersebut adalah :
Visi : “ beriman, bertaqwa, berbudaya, kreatif, mandiri dan berwawasan luas”
Misi : Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa, melaksanakan kegiatan yang bernuansa religius, menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan menyenangkan, menumbuhkan kedisiplinan peserta didik dan warga sekolah, mengembangkan kreativitas peserta didik agar menjadi terampil dan mandiri, mengembangkan kemampuan peserta didik melalui pengenalan ilmu pengetahuan, yeknologi dan seni.
Tujuan : memiliki rasa keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa, terbiasa hidup rukun, damai, harmonis dan toleransi, terciptanya lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi dan bersih, memiliki sikap kedisiplinan yang tinggi, memiliki kreativitas yang tinggi melalui pengembangan bakat dan minat peserta didik serta memiliki wawasan yang luas melalui pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni sehingga siap memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pada tahap pelaksanaan, berdasarkan hasil sosialisasi, pelaksanaan pendidikan karakter di SDN ditetapkan melalui kesepakatan, yaitu (1) orang tua /wali peserta didik yang mengantar dan menjemput putra-putrinya diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang. (2) Orang tua / wali peseta didik diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada keperluan yang penting,(3) peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam ketika sampai di pintu gerbang, (4) setuju dengan program pembelajaran bagi peserta didik sebelum belajar dan setelah keluar main atau istirahat, (5) merencanakan pembuatan pupuk kompos (program jangka panjang).
Dalam rangka pengembangan peserta didik secara optimal, berbagai kegiatan diprogramkan dalam kalender akademik. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup kegiatan untuk tahun ajaran baru, yaitu melakukan orientasi pengenalan sekolah. Terdapat pula kegiatan olahraga dan menanam tanaman hias yang dilakukan oleh peserta didik baru di SD atau SMP. Pada setiap akhir tema diadakan acara puncak tema, misalnya kunjungan ke musium ataupun rekreasi.
B. Sekolah Menengah Pertama
Adapun langkah-langkah atau pengembangan kurikulum dalam sekolah dasar yaitu:
*Sosialisasi : setelah Dinas Pendidikan menetapkan SD Negeri 4 Birugo misalnya, sebagai Sekolah piloting pendidikan karakter, maka tim dari pusat kurikulum memberikan sosialisasi tentang pendidikan karakter kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Tujuan sosialisasi ini adalah untuk menyamakan persepsi tentang konsep pendidikan karakter. Materi sosialisasi antara lain tentang kebijakan Kemdiknas, konsep pendidikan karakter dan budaya serta bagaimana mengimplementasikan pendidikan karakter ke dalam KTSP.
*Penegembangan dokumen kurikulum yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter diawali dengan melakukan analisis konteks untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pada sekolah tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan karakter. Berdasarkan analisis konteks ditetapkan nilai-nilaai yang diprioritaskan untuk dikembangkan, yaitu religius, jujur, bersih dan nyaman, disiplin serta senyum sapa salam, sopan, santun (5S). Nilai relegius ditetapkan karena ada kebijakan pemerintah daerah tentang pendidikan Al-Quran dan pendidikan berbasis surau, dan pendidikan disiplin berlalu lintas. Proses ini merupakan lanjutan dari nilai-nilai yang sudah diterapkan selama ini. Penyempurnaan terhadap hal yang dijelaskan diatas dilakukan dengan memasukan pendidikan karakter ke dalam rumusan visi dan misi. Hasil penyempurnaan tterhadap hal tersebut antara lain sebagai berikut.
Visi sekolah : Terwujudnya peserta didik yang unggul , cerdas, terampil, beriman, bertakwa dan berbudaya serta menjadikan sekolah sebagai tempat pendidikan bagi anak .
Misi sekolah : Meningkatkan kemampuan profesionalisme kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Mewujudkan peserta didik yang unggul memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan takwa, mampu melanjutkan ke jenjang golongan pendidikan yang lebih tinggi, serta siap memasuki dunia usaha dan dunia industri. Meningkatkan kegiatan pemberdayaan peserta didik, pembinaan generasi muda, olahraga dan kepramukaan. Memelihara, membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah dan nasional sebagai upaya membangun peserta didik yang berbudaya. Meeningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan memberikan pelayanan prima terhadap peserta didik daan masyarakat. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehimgga setiap peserta didik berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Melaksanakan pendidikan yang ada kaitannya dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat/ orangtua.
Tujuan sekolah : meningkatkan dan mengoptimalkan profesional kepala sekolah dan guru dengan penataran KKKS serta KKG. Pada tahun 2006 proporsi lulusan yang diterima di SLTP negeri 100%. Meningkatkan pengalaman kualitas ajaran agama dan budi pekerti peserta didik. Meninhkatkan peranan peserta didik dalam olahraga dan kepramukaan. Memiliki tim kesenian daerah, keagamaan dan nasional yang mampu tampil pada acara sekolah. Memberikan pelayanan yang prima tentang informasi kependidikan pada masyarakat.
C. Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Penyelenggaraan pendidikan karakter di SD dilakukan dengan tiga cara yaitu:
*mengintegrasi ke setiap mata pelajaran
*melalui mata pelajaran muatan lokal
*melalui pengembangan diri
Mengintegrasikan ke setiap mata pelajaran bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter disetiap mata pelajaran sehingga menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi ( materi yang ditargetkan), juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/ peduli, dan menginternalisasinilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter di setiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kompetensi dasar (KD) yang sesuai yang terdapat dalam standar isi. Jumlah KD di setiap mata pelajaran yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tentu berbeda, ada yang banyak ada yang sedikit.
Mengintegrasikan kedalam mata pelajaran muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Muatan lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berfikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi dasar untuk setiap muatan lokal yang diselenggarakan. Muatan lokal yang diselenggarakan di SMP 4 Birugo Bukit Tinggi adalah Budaya Adat Minangkabau. Mata pelajaran muatan lokal ini bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang budaya adat Minangkabau beserta nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Melalui kegiatan pengembangan diri di SMP 4 Birugo meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, seperti : Kegiatan ekstra kurikuler (kewiraan melalui pramuka dan Paskibraka, olahraga, seni kegiatan ilmiah melalui olimpiade dan lomba mata pelajaran). Kegiatan pembiasaan (kegiatan rutin melalui upacara bendera dan ibadah bersama). Kegiatan terprogram melalui pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, pelaksanaan Idul Qurban, keteladanan melalui pembinaan ketertiban pakaian seragam anak sekolah, pembinaan kedisiplinan, penanman nilai-nilai akhlak mulia, penanaman budaya minat baca, penanaman budaya bersih dikelas dan lingkungan sekolah, penanaman budaya hijau.kegiatan nasionalisme melalui perayaan hari kemerdekaan RI, peringatan hari pahlawan, peringatan hari pendidikan nasional. Kegiatan outdoor learning and training melalui kunjungan belajar dan studi banding.