Senin, 07 Mei 2012

Makalah KTSP dan Pengembangan Silabus dalam KTSP



KTSP dan pengembangan Silabus dalam KTSP



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Menurut ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah diamanatkan untuk mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan kurikulumnya berdasarkan SKL, SI dan Panduan. Oleh karena itu Pemerintah menerbitkan Panduan Umum agar memungkinkan satuan pendidikan tersebut, dan juga sekolah/madrasah lain yang mempunyai kemampuan, dapat mengembangkan KTSP mulai tahun ajaran 2006/2007. Pemerintah juga menyediakan model KTSP yang diperlukan bagi satuan pendidikan yang saat ini belum mampu mengembangkan kurikulum secara mandiri. Bagi satuan pendidikan ini, mempunyai waktu sampai dengan tiga tahun untuk mengembangkan kurikulumnya, yaitu selambat-lambatnya pada tahun ajaran 2009/2010.



B. Rumusan Masaah
1. Apa yang dimaksud dengan KTSP ?
2. Bagaimanakah komponen KTSP ?
3. Bagaimanakah pengembangan silabus dalam KTSP ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian KTSP !
2. Untuk mengetahui komponen KTSP !
3. Untuk mengetahui cara pengembangan silabus dalam KTSP !














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Menurut BSNP (2007) KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
(1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta    didik dan lingkungannya
(2) beragam dan terpadu
(3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(4) relevan dengan kebutuhan kehidupan
(5) menyeluruh dan berkesinambungan
(6) belajar sepanjang hayat
(7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Acuan operasional dalam penyusunan KTSP adalah sebagai berikut :
(1) peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia
(2)peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
(3) keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
(4) tuntutan pembangunan daerah dan nasional
(5) tuntutan dunia kerja
(6) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(7) agama
(8)dinamika perkembangan global
(9) persatuan nasional dan nilai-nilai Kebangsaan
(10) kondisi sosial budaya masyarakat setempat
(11) kesetaraan jender
(12) karakteristik satuan pendidikan (BSNP, 2007).
Seperti telah diuraikan di muka, KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Untuk pendidikan dasar, tujuannya adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.



B.       Komponen KTSP
Komponen KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatanekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.
Untuk tingkat satuan pendidikan baik untuk kategori standar maupun mandiri, beban belajar dituangkan dalam bentuk sistem paket. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak
terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak Pemanfaatan alokasi waktu ini mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan ratarata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar setelah (1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan; (3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (4) lulus Ujian Nasional.
Kurikulum dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. Untuk pengaturan waktu pembelajaran satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.

C. Pengembangan Silabus
Bagian akhir dari KTSP adalah silabus. Seperti telah diuraikan di muka, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Prinsip dalam pengembangan silabus adalah (1) ilmiah, (2) relevan dengan perkembangan peserta didik, (3) sistematis, (4) adanya konsistensi antara komponennya, (5) cakupan komponen-komponennya memadai untuk pencapaian kompetensi dasar, (6) aktual dan kontekstual, (7) fleksibel, (8) menyeluruh mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). Dalam penyusunannya, silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Untuk pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.













BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
B.       Saran
Sebagai seorang guru ataupun calon guru seharusnya mampu memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai dasar untuk menerapkan sistem pembelajaran dalam mengajar peserta didiknya.


DAFTAR PUSTAKA
BSNP. ( 2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Sandar Nasional Pendidikan.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP): Pedoman Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta : Ditjen Dikdasmen.


By Bau Rana
CP : 087841202679

Sabtu, 05 Mei 2012


SEJAK KEJADIAN MALAM ITU
Suara ombak kian bergemuru, berguncang dilautan sama seperti guncangan hati Fani yang tengah memikirkan hubungannya dengan Haris. Mereka putus hubungan tiga hari yang lalu. Semua bermula dari sikap Haris yang semakin tidak jelas semenjak kejadian itu..
Rambut Fani sesekali  melambai disapa angin dari laut. Tiba-tiba saja lelaki berbadan tinggi datang menyapa Fani yang sedang termenung. Haris tau betul bahwa Fani sedang memikirkan kejadian itu.. tapi bagaimanapun, kenyataannya Haris sudah tidak peduli lagi. Namun Haris sudah siap menerima segala ocehan Fani.
            “Haris!! Beri aku alasan yang jelas, kenapa kamu memutuskan hubungan cinta kita? Aku betul- betul tak sanggup menerima semua ini.” Wajah Fani mulai memerah dan matanya mulai berkaca-kaca.
            “Kalaupun kenyataannya seperti ini, ku harap kamu bisa menenangkan diri. Ini adalah jalan terbaik buat kita. Tidak lama lagi aku akan menikah dengan wanita pilihan orang tuaku. Bagaimanapun cinta kita, tapi orang tua lebih dari segalanya. Kamu sabar ya..” Bujuk Haris lembut. Dia ingin menyelesaikan masalah ini baik-baik dengan memberikan alasan palsu kepada Fani.
            Air mata Fani bercucuran tak tertahankan. “Kau yang seharusnya menentang kemauan orang tuamu demi cinta kita. Setelah kejadian malam itu, setelah semua ku berikan padamu, bahkan kehormatanku pun telah kuberikan, sekarang kau akan meninggalkanku begitu saja. Kau sungguh tak berperasaan.” Hikss..hikss..hikss..
            Haris bukannya sedih melihat Fani menangis terseduh-seduh, tapi malah risih dengan suasana seperti ini. “Sudahlah Fan, aku tidak suka melihat kau seperti ini. Tidak ada gunanya disesali. Yang lalu biarlah menjadi kenangan kita bersama. Sudah pukul 17.00 Aku mau kekampus sekarang, ada kuliah malam.”
            Lalu, dia meninggalkan Fani sendiri dipantai yang masih dalam keadaan sedih menangisi sikapnya. Tidak lama kemudian Fani beranjak dari tempat duduknya menuju mobil kemudian pulang kerumah orang tuanya.
***
            Fani merahasiakan kelakuannya selama ini kepada orang tuanya semenjak menjalin hubungan dengan Haris. Sejak awal Haris tidak pernah mau bila diajak kerumah Fani untuk silaturrahim dengan orang tua Fani. Jelas saja bahwa orang tua Fani yang masih menggenggam erat rasa malu akan marah besar bila tau bahwa ternyata hubungan Haris dengan Fani  sudah melampaui batas. Apalagi keluarga Fani adalah keluarga terpandang dan disegani oleh orang-orang disekitarnya.
            Penyesalan Fani begitu dalam, barulah ia menyadari bahwa dia telah melakukan dosa besar dan telah mempermalukan keluarga.
“Aku terlalu bodoh, begitu cepat percaya dengan kasih sayang dan janji-janji semu yang telah membuatku terlena. Sekarang semua hanya menjadi harapan yang hampa. Ohhh... Tuhan, masih adakah ampunan buat hambamu yang hina ini..?” sambil menatap foto Haris yang terpajam dalam kamarnya.
Sungguh Fani tak mampu menahan air mata sampai bantalpun ikut bersedih melihat air mata Fani yang terus mengalir. Seakan ikut merasakan betapa sakitnya hati bagai teriris pisau yang sangat tajam.
***
            Keesokan harinya, Fani kekampus dengan wajah yang lesu. Dia langsung masuk ruangan. Sambil menunggu dosen, Fani duduk disamping jendela dekat pintu masuk ruangan. Tiba-tiba terdengar suara dari luar ruangan sekumpulan laki-laki tertawa terbahak-bahak yang sepertinya salah satu diantara suara itu tidak asing ditelinga Fani. Ternyata itu adalah suara Haris dan teman-temannya yang sedang duduk-duduk dikursi depan ruangan Fani.
            “Dasar buaya kamu Ris,, setelah kamu membuat perempuan secantik dia tidak berdaya, sekarang kamu meninggalakannya begitu saja. Hahahah...” kata Anto salah satu sahabat Haris
            Fani menatap mereka diselah jendela.
            “Aduh Anto itukan sudah jadi resiko orang cantik. Orang gagah akan selalu jadi pemenang. Hahahah...” Kata Haris sambil tertawa ngakak dengan teman-temannya.
            “Eh Pak Ilham sudah datang,, ayo masuk semua..” kata Anto sambil berlarian masuk ruangan bersama teman-temannya termasuk Haris.
            Fani termenung mengingat obrolan Haris bersama teman-temannya tadi. Tiba-tiba datang seorang sahabat menghampiri Fani.
            “Fan.. kamu kenapa ? Lagi ada masala keluarga ya ?”
            “Tidak.. Aku baik-baik saja kok..”
            “Mmmmm... tapi aku perhatikan dari tadi kamu murung terus, cerita dong..”
            “Aku putus ma Haris...” Dengan nada yang rendah dan pelan-pelan
            “Kapan? Akukan sudah bilang kalau dia itu bukan cowok baik-baik. Ntar boleh kan aku kerumahmu?”
            “Boleh Lis.. Sekalian juga aku mau curhat”
            “Okelah Fan.. jangan sedih lagi ya.. kan ada aku tempat penampunga masalahmu.. hihi” Bujuk Lisa berusaha menangkan hati Fani.
            Tiba-tiba dosen datang. Pembicaraan mereka terpending sementara waktu.
***
            Tuk..tuk..tuk... terdengar suara ketukan pintu kamar Fani.
            “Siapa?
            “Aku Lisa...”
            “Ough.. masuk Lis...”
            Lisa masuk kamar dengan rasa penasaran tentang cerita Fani yang sempat tertunda dikampus.
            “Fan.. ada apa sih sebenarnya, sakit hati kok sampai segitunya, nangis terus.. Memangnya  ada masalah apa sampai-sampai dia mutusin kamu?”
            “Hikss..hikss..hikss.. sejak kejadian malam itu, dia mulai menjauhiku Lis..”
            Lisa semakin penasaran
            “Kejadian apa Fan..?”
            Dengan sangat terpaksa dia mengatakan semuanya kepada sahabatnya, karena rasa sakit yang sudah menggumpal didadanya tak tertahankan lagi. “Malam itu dia telah merampas kesucianku Lis...” sambil memeluk sahabatnya itu.
Fani meraung-raung dibahu Lisa  yang tengah terperangah mendengarnya.
“Astagfirullah... kau sudah keterlaluan Fani. Harga dirimu telah terinjak-injak olehnya. Kau tidak boleh mendiamkan masalah ini.” Suasana kamar berlinangan air mata hanya terdengar suara tangis dari kedua putri cantik ini.
“Aku lupa diri Lis.. Aku dihanyutkan oleh arus percintaannya Haris yang telah membabi butakan hatiku.”
“Sudahlah Fan.. besok kita temui Haris dikampus.”
***
            Pagi-pagi Fani langsung menemui Anto salah seorang sahabat Haris lalu bertanya. “Haris mana? Tumben kalian tidak duduk sama-sama.”
            “Duduk sini Fan.. Oh Haris.. kemarin dia pindah keluar kota, ikut sama kakaknya. Katanya ada masalah jadi dia harus pindah.”
            Dengan hati yang sangat kecewa mendengar kabar itu. “Kalau boleh tau, ada masalah apa sampai-sampai pindah keluar kota..?”
            “Biasa.. dia itukan cowok Playboy. Ada masalah cewek gitu deh. Loh bukannya kamu juga salah satu mantan pacarnya..?” dengan wajah yang kaget, Anto baru sadar ternyata perempuan yang duduk didepannya adalah salah satu korban kebiadaban Haris.
            “Ia betul. Hubungan kami berakhir sejak seminggu yang lalu.” Fani menjawab dengan wajah tersipu malu. “Terimakasih atas informasinya, saya pergi dulu.”
            “Ia sama-sama.”
Langkah demi langkah Fani berjalan pelan-pelan menuju ruangannya untuk menemui Lisa. “Aku kehilangan jejak Lis.. Dia pindah kuliah keluar kota.” Lisa tak mampu lagi berkata apa-apa.
***
            Dipesisir pantai tempat Fani membanting segala kemurungan. Angin kencang menerpa tubuhnya. Ia berteriak “Demi hati yang terluka parah ini, aku bersumpah tak ingin lagi mengenal cinta dengan lawan jenis sebelum itu halal dimata ALLAH SWT.”
“AKU TELAH TERTUSUK ANAK PANAH ZAMAN”
By Bau Rana
CP : 087841202679
Manyampa 28 Januari 2012
SENYUM NEGRI ADA DITANGAN MAHASISWA


Banyak sudah sengketa kemelut negri
Bersimbah darah bertangis badai
Disana sini nurani terombang ambing
Rakyat sudah kemarau kepercayaan
                                 
                                  Coba kita lirik kembali sejarah pahit bangsa ini
                                  Yang bernafas ditelapak kaki penjajah
                                  Haruskah semua hanya lintas peristiwa
                                  Yang menorehkan luka sesaat 
                                  Cukuplah sekali kita buang ludah

Wahai penghuni kampus...
Engkau laksana karang kekar
Badai yang menerjang
Hujan yang mengguyur

                                  Lihat bangsa ini
                                  Hidup dibalik tempurung
                                  Senyum tertimbung utang
                                  Kebebasannya sudah tergadai

ingat!!!
Jika mahasiswa hancur
Maka bangsa inipun akan hancur

                                 Jika mahasiswa takberbudi
                                 Maka bangsa inipun tak berbudi

INGAT!!!
SENYUM NEGRI ADA DITANGAN MAHASISWA




Mumtihanah Arfah (SMK N 1 Bulukumba)

AKU SAYANG MAMA DAN KEKASIHKU


AKU SAYANG MAMA DAN KEKASIHKU
            Sesungguhnya aku adalah seorang gadis yang manja, aku akui itu, meski kehidupan yang sangat kejam ini membenci sifat seperti itu. Buktinya sudah umur dua puluh tahun aku masih sangat bergantung sama orang tua. Mama dan papa sih terlalu memanjakanku, akhirnya aku jadi terbiasa. Selain manja, aku juga keras kepala. Aku tidak suka dilarang-larang apalagi dalam hal asmara.
            Papaku telah meninggal kurang lebih tiga tahun yang lalu. Sekarang aku tinggal berdua dengan mamaku.
            Suatu malam tepatnya pukul 08.10 Wita, aku ada janji dengan kekasihku. Kami akan bertemu disuatu tempat dimana muda mudi sering berkumpul, bercanda ria, dan mabuk-mabukan, tempat itu disebut dengan Kaffe Asmara. Waktu itu saya sudah dandan juga berpenampilan seksi, pokoknya asyiklah dipandang oleh para penikmat nafsu dunia.
            Saat ku buka pintu sambil memegang kuncil mobil, tiba-tiba mama datang dan bertanya dengan wajah yang sedikit heran.
            “Mau kemana nak...? ini kan sudah hampir larut malam, jangan sampai kamu sakit.”
            Sejenak terlintas difikiranku kalau mama tau aku akan kekaffe, dia pasti marah.
“Mau kerumah teman ma.. aku tidak lama disana, aku kan naik mobil jadi tidak kena angin malam.” Dengan mimik yang meyakinkan.
“Kalau begitu, hati-hati ya nak, jangan lama dirumah teman. Langsung pulang kerumah ya..”
Segera aku berangkat menuju Kaffe Asmara untuk bertemu dengan kekasihku yang sedari tadi menunggu kehadiraanku tuk berada disampingnya.
Kunikmati malamku dengan kekasihku ditempat itu. Tak peduli siapa yang ada didekatku,  yang aku tau adalah mereka juga pemuja Cinta sama seperti kami berdua. Tak ada lagi yang tersisa malam itu.
Dalam keadaan lesu, aku baru sadar dan kulihat jam tanganku, ternyata sudah pukul 02.00 dini hari. “Aku harus pulang sekarang, mama pasti menungguku dirumah.”
Saat kubuka pintu rumahku dengan pelan-pelan aku melangkahkan kakiku, langkah demi langkah. Tiba-tiba ada suara lantang dari sudut ruang tamu. “Dari mana saja kamu? Ini sudah jam berapa, kamu baru pulang. Kamu mau mempermalukan mama? Kalau kamu tetap berhubungan dengan laki-laki itu, mama sumpahin kalian tidak akan lama hidup bersama!!!”
Tak peduli apa kata mama, aku langsung saja masuk kamar dan mengunci pintu kamarku. Aku terbaring lesu.
Aku meratap, merenungi perbuatanku. Sedikitpun aku tak pernah berniat untuk mempermalukan mamaku. Ini semua kulakukan demi cintaku pada kekasihku. Mungkin aku terlalu bodoh karna terlalu cepat mencintai, apalagi mencintai orang yang sama skali tidak direstui oleh orang tuaku. Ohh.. Tuhan,, apa yang harus aku lakukan.
Aku sayang mamaku, dia adalah orang yang jasa-jasanya tak terhitung walau sedunia jadi uang. Disisi lain aku tak mungkin melepaskan kekasih yang sangat aku cintai. Dia adalah hidup dan matiku.  Hidupku serasa kosong dan hampa tanpa sang kekasih. Sumpah..! aku sangat mencintai kekasihku.
Beberapa minggu kemudian, aku merasa ada kelainan dalam perutku. Segera kuperiksa kedokter. Ternyata benih-benih cinta dalam perutku  tumbuh sejak tiga minggu yang lalu. Aku harus menikah dengan kekasihku walau tanpa restu dari mama.
Bebrapa hari kemudaian. Aku menikah dengan kekasihku tanpa sepengetahuan mama dan kupergi keluar kota tanpa sepengetahuan mama pula. Aku hidup bersama dengan kekasihku yang sekarang telah menjadi suamiku. Aku sangat bahagia bisa bersatu dengannya.
Selama kurang lebih sembilan bulan, lahirlah seorang putri yang kuberi nama “Restu”. aku mulai sering teringat mama. “Andai saja ada mama yang menimang cucunya, pasti akan terasa sempurna kebahagiaanku ini”.
Karna rasa tanggung jawab seorang suami kepada istri dan anaknya. Dia berusaha untuk cari kerja. Tak kusangka ternyata saat kekasihku mencari kerja, dia kecelakaan.. Tertabrak mobil truk dan meninggal ditempat itu juga.
Aku skarang menjadi orang yang paling melarat, tidak tau kerja apa-apa karna sedari dulu dimanja sama orang tua. Aku tidak suka diperintah karna aku keras kepala. Tidak mungkin juga aku kembali kerumah orang tuaku yang sudah membenciku.
Tinggallah aku meratapi nasib dimalam hari. Aku berdosa telah melawan kehendak orang tuaku, kutukan mama jadi kenyataan. Bagaimanapun aku harus kembali dan minta maaf sama mama.
Keesokan harinya aku berangkat pulang kerumah bersama bayiku yang mungil untuk menemuai mama.
***
Sampai digerbang rumah, aku bingung, dikepalaku dipenuhi tanda tanya. Kucoba melangkahkan kaki menuju pintu rumah dengan sesekali melirik orang yang sedang terseduh-seduh menangis. Kuberanikan diri memasuki pintu rumah. Ternyata mama... mama telah terbaring.. mama telah meninggalkanku dalam keadaan penuh dosa..
Aku sekarang bagai nelayan yang kehilangan arah, aku tak tau harus bagaimana, siapa lagi yang akan menjadi tempatku untuk bersandar. Suamiku meninggal beberapa hari yang lalu dan skarang mama juga meninggalkanku. Tuhan... tunjukan jalan pada diriku....
Aku akan menyesal seumur hidupku....
29 Januari 2012
Bau Rana

Kamis, 03 Mei 2012

Pentingnya Pendidikan Karakter

pentingnya pendidikan karakter


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua.Keinginan menjadi bangsa yang berkarakter sesunggungnya sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia. Namun, kenyataan yang ada justru menunjukkan fenomena yang sebaliknya. Konflik horizontal dan vertikal yang ditandai dengan kekerasan dan kerusuhan muncul di mana-mana, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme tidak semakin surut malahan semakin berkembang. Demokrasi penuh etika yang didambakan berubah menjadi demokrasi yang kebablasan dan menjurus pada anarkisme, kesantuan sosial dan politik semakin memudar pada berbagai tataran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kecerdasan kehidupan bangsa yang dimanatkan para pendiri negara semakin tidak tampak, semuanya itu menunjukkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa.
Di kalangan pelajar dan mahasiswa dekadensi moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan. Keinginan lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan mereka berusaha mencari jawaban dengan cara tidak beretika. Perilaku tidak beretika juga ditunjukkan oleh mahasiswa. Penjiplakan karya ilmiah di kalangan mahasiswa juga masih bersifat massif. Bahkan ada yang dilakukan oleh mahasiswa program doktor. Semuanya ini menunjukkan kerapuhan karakter di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Semua perilaku negatif di kalangan pelajar dan mahasiswa tersebut atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Untuk itu, tentunya pendidikan karakter saat ini perlu ditanamkan dan aktualisasikan dalam proses pembelajaran.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud pendidikan karakter ?
2.      Apa fungsi dan tujuan pendidikan karakter ?
3.      Apa pentingnya pendidikan karakter ditanamkan dalam proses belajar mengajar ?
C.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi pendidikan karakter !
2.      Untuk mengetahui fungsi pendidikan karakter !
3.      Untuk mengetahui pentingnya pendidikan karakter ditanamkan dalam proses belajar mengajar !
                                                                              

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Hakikat pendidikan karakter
Pembangunan  karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat pancasila dan pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai pancasila, keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila, bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa, dan melemahnya kemandirian bangsa. Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam pancasila dan pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program perioritas pembangunan nasional.  Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, dimana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasioanl,yaitu” mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah pancasila.”
            Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu” pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabaK dalam rangka mecerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik  agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.an pendidikan nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam rencana aksi pendidikan karakter 2010: pendidikan karakter disebut sebagai Pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
            Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas program kementri.
Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter  menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai  yang baik dan biasa melakukannya (psikomotorik). Dengan kata lain, pendidikan karaktaer yang baik harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik, akan tetapi juga merasakan dengan baik dan perilaku yang baik. Pendidikan karakter pada kebiasaan yang terus- menerus dipraktikkan dan dilakukan.
            Berdasarkan alur pikir pembangunan karakter bangsa, pendidikan merupakan salah stu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu sosialisasi/penyadaran, pemberdayaan dan kerja sama seluruh komponen bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif, media massa, dunia usaha, dan dunia industri. Sehingga satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pembangunan karakter yang berjalan secara sistematik, integratif, bersama dengan komponen lainnya.
B.  Fungsi dan nilai pembentuk pendidikan karakter
Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini. Pengetahuan yang tinggi tetapi tanpa didasari oleh pemahaman tentang nilai-nilai yang benar maka hanya akan memberi kesempatan untuk bertumbuhnya benih-benih kejahatan yang akan termanifestasi dalam berbagai bentuk. Justru itu pemerintah mewujudkan pendidikan karakter sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan pendidikan. Dapat diakui bahwa Indonesia juga termasuk Negara yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi terutama di kalangan pelajar namun, nilai-nilai moral yang ada dalam diri mereka dianggap masih sangat kurang. Melihat bebbagai kejadian yang ironis dikalangan pelajar SMA maupun Mahasiswa itu sendiri yang sering bentrok dengan komunitas mereka sendiri maupun dengan yang lainnya.
Masalah-masalah yang terjadi di negara kita sebenarnya menyangkut masalah karakter. Kekerasan, korupsi, manipulasi, tokoh atau pemimpin yang seharusnya menjadi teladan dan panutan serta menjadi penegak hukum malah memutarbalikkan hukum. Kita sebenarnya sudah terlambat dalam menerapkan pendidikan karakter ini. Tetapi harus bagaimana lagi. Ada pendapat yang mengatakan bahwa percuma menerapkan pendidikan karakter karena negara kita banyak korupsinya. Tetapi menurut saya bahwa itu adalah pemikiran yang terlalu pesimis. Masih banyak generasi muda yang duduk di bangku sekolah dan butuh pendidikan karakter agar di masa depan nanti kita bisa menjadi orang yang tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga karakter. Dunia pendidikan diharapkan menjadi motor penggerak untuk mengedukasi bangsa kita sehingga manusia Indonesia lebih berkarakter dan bermartabat serta mulia. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh pernah mengatakan bahwa Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik cerdas. Pendidikan karakter  juga untuk membangun budi pekerti dan sopan santun dalam kehidupan. Pendidikan Karakter untuk Membangun Peradaban Bangsa. Pintar tetapi karakternya buruk jelas akan sangat bermasalah. Pintar tetapi tidak bisa menghargai sesama, tidak menghargai nilai-nilai kejujuran, kebenaran dan keadilan maka akan mendatangkan malapetaka bagi orang lain bahkan dalam lingkup yang lebih luas bagi bangsa kita ini. Dengan hadirnya pendidikan karakter ini diharapkan siswa mampu mengembang nilai-nilai yang terkandung dalam pedidikan karakter ini.
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 niali hasil kajian empirik pusat kurikulum yaitu Dalamrangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama,Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat kebangsaan, (11) CintaTanahAir, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat /Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab. Nilai prakondisi yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapi, nyaman, dan santun.
Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan bebrapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai tersebut. Dalam implementasinya jumlah dan jenis yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Diantara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun.

C.      Pentingnya pendidikan karakter
Keinginan menjadi bangsa yang demokratis, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), menghargai dan taat hukum adalah beberapa karakter bangsa yang diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, kenyataan yang ada justeru menunjukkan fenomena yang sebaliknya. Konflik horizontal dan vertikal yang ditandai dengan kekerasan dan kerusuhan muncul di mana-mana, diiringi mengentalnya semangat kedaerahan dan primordialisme yang bisa mengancam instegrasi bangsa; praktik korupsi, kolusi dan nepotisme tidak semakin surut malahan semakin berkembang; demokrasi penuh etika yang didambakan berubah menjadi demokrasi  yang kebablasan dan menjurus pada anarkisme; kesantuan sosial dan politik semakin memudar pada berbagai tataran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; kecerdasan kehidupan bangsa yang dimanatkan para pendiri negara semain tidak tampak, semuanya itu menunjukkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa.
Di kalangan pelajar dan mahasiswa dekadensi moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan. Keinginan lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan mereka berusaha mencari jawaban dengan cara tidak beretika. Mereka mencari bocoran jawaban dari berbagai sumber yang tidak jelas. Apalagi jika keinginan lulus dengan mudah ini bersifat institusional karena direkayasa atau dikondisikan oleh pimpinan sekolah dan guru secara sistemik. Pada mereka yang tidak lulus, ada di antaranya yang melakukan tindakan nekat dengan menyakiti diri atau bahkan bunuh diri. Perilaku tidak beretika juga ditunjukkan oleh mahasiswa. Plagiarisme atau penjiplakan karya ilmiah di kalangan mahasiswa juga masih bersifat massif. Bahkan ada yang dilakukan oleh mahasiswa program doktor. Semuanya inI menunjukkan kerapuhan karakter di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Hal lain yang menggejala di kalangan pelajar dan mahasiswa berbentuk kenakalan. Beberapa di antaranya adalah tawuran antarpelajar dan antarmahasiswa. Di beberapa kota besar tawuran pelajar menjadi tradisi dan membentuk pola yang tetap, sehingga di antara mereka membentuk musuh bebuyutan. Tawuran juga kerap dilakukan oleh para mahasiswa seperti yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa pada perguruan tinggi tertentu di Makassar. Bentuk kenakalan lain yang dilakukan pelajar dan mahasiswa adalah meminum minuman keras, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba yang bisa mengakibatkan depresi bahkan terkena HIV/AIDS. Fenomena lain yang mencorong citra pelajar adalah dan lembaga pendidikan adalah maraknya gang pelajarâ dan gang motor Perilaku mereka bahkan seringkali menjurus pada tindak kekerasan (bullying) yang meresahkan masyarakat dan bahkan tindakan kriminal seperti pemalakan, penganiayaan, bahkan pembunuhan. Semua perilaku negatif di kalangan pelajar dan mahasiswa tersebut atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Kondisi yang memprihatinkan itu tentu saja menggelisahkan semua komponen bangsa, termasuk presiden Republik Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memandang perlunya pembangunan karakter saat ini. Pada peringatan Dharma Shanti Hari Nyepi 2010, Presiden menyatakan, Pembangunan karakter (character building) amat penting. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan mulia. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat kita capai apabila masyarakat kita juga merupakan masyarakat yang baik (good society). Dan, masyarakat idaman seperti ini dapat kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berakhlak baik, manusia yang bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula.
Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karkater manusia dan bangsa Indonesia agar memiliki karkater yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan terjadi transformasi yang dapat menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak baik menjadi baik. Ki Hajar Dewantara dengan tegas menyatakan bahwa “pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter.

By Bau Rana
CP : 087841202679
♣Makasih ya dah baca♣